Kamis, 03 Mei 2012

Pacaran Sehat Ala Smanbara




                                    Seperti yang kita ketahui, pacaran merupakan suatu hal yang lumrah bagi kalangan remaja masa kini. Di Smanbara (SA) (SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy), walau siswanya tinggal di asrama sebagai satu keluarga, kisah asmara antar remaja tidaklah dapat terhindarkan. Setelah menjalin kebersamaan selama kurang lebih 7 bulan, banyak sekali jalinan kasih yang telah terbentuk di antara siswanya. Namun apakah pacaran mereka sudah termasuk dalam jenis pacaran yang sehat atau positif?, lalu apakah pendapat kepala asrama, guru dan pasangan di sini mengenai pacaran sehat? 

                        Saat diwawancarai masalah ini Kepala Asrama Smanbara, Ni Made Dea Kumalasari yang akrab dipanggil Miss Dea mengaku mengetahui bahwa memang ada sejumlah pasangan yang telah menjalin hubungan pacaran. Saat ditanya mengenai pacaran sehat , Miss. Dea yang juga lulusan Universitas Udayana, mengatakan bahwa pacaran sehat ada banyak jenis, dilihat dari kategorinya ada namanya pacaran sehat secara fisik dan sikis, sehat secara fisik artinya tidak terdapat kekerasan dalam menjalani hubungan, sehat secara sikis artinya dalam menjalani hubungan itu tidak terdapat kekerasan mental dimana pasangan saling menjatuhkan satu sama lain. Kemudian dari segi hubungan, pasangan itu tidak melakukan sesuatu yang telah melewati batas, seperti contohnya SPN ( Seks Pra Nikah ) yang berarti  pasangan melakukan hubungan seks diluar ikatan nikah. Miss Dea juga menyatakan kebanggaan nya kepada seluruh anak asuhnnya, karena mereka sudah berpacarn mejalani hubungan itu dengan sehat dan positif. Walaupun jauh dari orang tua mereka dianggap mandiri dan dewasa dalam menjalani hubungan, saling mendukung satu sama lain, apalagi dalam bidang pelajaran . Salah satu pasangan yang Miss. Dea banggakan adalah pasangan Siska dan Pande.

                        Ditemui di ruang konfrensi Siska yang menjabat sebagai Ketua Senat dan pasangan nya Pande, menceritakan sedikit pengalaman mereka dalam menjalni hubungan selama sekitar 4 bulan. Pande mengatakan bahwa pacaran merupakan salah satu kebutuhan remaja, artinya pacaran itu perlu dalam masa-masa pendewasaan kita. Seperti dalam mengatasi masalah yang terjadi pada saat menjalani hubungan, Pande dan Siska mengakui bahwa pada saat menjalani hubungan memang pernah terjadi suatu permasalahan, seperti masalah kecemburuan dan salah paham . Namun permasalan yang mereka hadapi tidaklah berlangsung secra berlarut-ralut, kuncinya hanya satu yaitu komunikasi. Karena dalam menjalani hubungan, komunikasi adalah suatu hal yang paling utama, apabila komunikasi antar pasangan terjalin dengan baik, maka akan lebih jaranglah kesalahpahaman itu terjadi, namun apabila komunikasi antar pasangan itu tidak terjalin baik maka akan banyak muncul kesalahpahaman dan dapat menyebabkan  kurangnya pengertian atar pasangan.
                        Karena kita masih tergolong dalam kategori pelajar, apakah mungkin permasalah itu akan mengganggu dalam proses belajar kita?, saat ditanya masalah ini Pande mengatakan, “Tidak pernah gara-gara masalah itu, menyebabkan saya sampai tidak konsentrasi dalam belajar.” Berbeda dengan Pande, sambil tersipu malu Siska menceritakan  kalau terjadi masalah dalam hubungan mereka, dia akan mencurahkan isi hatinya ke dalam buku diary, sehingga tidak sampai meluap dan menggangu dalam proses pembelajaran.  Dalam mengatur waktu pacaran pun mereka akan mengusahakan sebisanya agar seimbang dengan waktu belajar, Siska menjamin  bahwa pacaran yang ia jalani sekarang merupakan pacaran yang tergolong sehat, karena pacaran yang ia jalani sekarang adalah pacaran yang memotivasi   dan mendukung satu sama lain. Pande pun berpendapat demikian, selain karena memotivasi, pacaran yang mereka jalani juga tergolong dalam pacaran yang terbuka , artinya kedua orangtua dari pihak pasangan telah mengetahui hubungan mereka. Baik orang tua di rumah maupun orang tua di sekolah atau yang biasa di sebut sebagai house parent.

                        Salah satu house parent yang mempunyai anak asuh yang telah berpasangan, adalah Miss. Ayu Ratna atau yang akrab dipanggil Miss Ayu. Miss Ayu yang menjabat sebagai guru biologi sekaligus house parent dari House Dholpin ini mengaku mengetahui berapa banyak dari anak asuhnya yang telah memiliki pasangan, dan telah merestui hubungan mereka. Karena menurut Miss Ayu anak- anak di Smanbara ini telah tergolong siswa yang layak dalam menjalani hubungan pacaran, karena sudah dianggap bisa mengatur emosi. Menurut Miss Ayu fungsi pacaran itu ialah untuk menggabungkan dua pribadi yang berbeda, belajar untuk mengatur emosi dan menghargai orang lain. Menurut beliau pacaran sehat adalah pacaran yang bisa mengatur waktu antara belajar dan pacaran,  juga tidak sampai melewati batas-batas dalam berpacaran dan menurut Miss Ayu semua anak didiknya sudah memenuhu syarat tersebut.
                        Pacaran memeng suatu yang sering kita temui atau mungkin pernah kita rasakan, pacaran juga dapat membawa banyak dampak, baik positif maupun negative. Apabila kita menjalaninya dengan benar, maka  bayak sekali manfaat yang akan kita peroleh dari pacaran. Dan apabila di jalani dengan cara yang negative maka dampak negatiflah yang juga akan kita peroleh. Oleh karena itu bagi para remaja penting bagi kita agar selalu menerapkan cara pacaran yang sehat, baik sehat jasmani maupun sehat rohani atau mental.



1 komentar:

  1. let's try to come here, maybe you like it..
    alitmahardika.blogspot.com/

    BalasHapus